ursustel.net – Pasar global menampilkan tantangan yang semakin meningkat bagi komoditas sawit Indonesia, dan setiap kebijakan dari negara-negara tujuan ekspor mendapat perhatian serius dari pemerintah Indonesia. Dinamika ini terlihat jelas dalam pertemuan antara Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Indonesia, Airlangga Hartarto, dengan Menteri Negara untuk Iklim, Lingkungan dan Energi Inggris, Richard Henry Ronald Benyon (Lord Benyon), di London, pada tanggal 30 April 2024.
Keprihatinan atas Regulasi Uji Tuntas Inggris
- Pertemuan Tingkat Tinggi:
Dialog antara kedua pejabat tersebut berfokus pada usulan legislatif Inggris terkait Uji Tuntas atas Komoditas yang Berisiko terhadap Hutan sebagai bagian dari Undang-Undang Lingkungan Hidup Inggris. - Tanggapan Indonesia:
Airlangga menyatakan kekhawatiran bahwa peraturan tersebut berpotensi menciptakan hambatan perdagangan yang diskriminatif, terutama terhadap produk unggulan Indonesia seperti kelapa sawit. - Prinsip Perdagangan Multilateral:
Airlangga menekankan pentingnya prinsip transparansi, non-diskriminasi, dan konsistensi dengan aturan perdagangan multilateral, khususnya bagi negara-negara berkembang.
Langkah Indonesia Mengendalikan Emisi Gas Rumah Kaca
- Inisiatif Lingkungan:
Dalam pertemuan itu, Airlangga memaparkan berbagai upaya Indonesia dalam menangani perubahan iklim, meliputi program B40 (campuran biofuel), penanaman mangrove, dan percepatan transisi energi. - Komitmennya Dalam NDC:
Indonesia telah meningkatkan ambisinya dalam menurunkan emisi dengan National Determined Contribution (NDC) yang disempurnakan, yang diserahkan kepada Sekretariat UNFCCC pada September 2022.
Respon Inggris Terhadap Standar Keberlanjutan
- Pendekatan Kemitraan Inggris:
Lord Benyon menyampaikan bahwa Inggris berencana untuk mengadopsi pendekatan kemitraan dalam menerapkan aturan uji tuntas, dengan menghormati standar dan sertifikasi yang ada di negara mitra seperti ISPO dan RSPO. - Konsiderasi Terhadap Petani:
Pemerintah Inggris juga menegaskan kepedulian terhadap keberlangsungan hidup petani kelapa sawit kecil dan berkeinginan untuk membangun rantai pasok keberlanjutan dengan Indonesia yang ramah terhadap hutan.
Dialog Berkelanjutan Melalui Forum FACT
- Kesepakatan Bersama:
Pertemuan diakhiri dengan kesepakatan untuk melanjutkan dialog melalui forum FACT, yang berfungsi sebagai platform diskusi informal antara negara-negara produsen dan konsumen untuk menangani isu perdagangan komoditas terkait deforestasi hutan tropis.
Kedua negara menunjukkan komitmen untuk bekerja sama dalam mengatasi isu-isu perdagangan yang berkelanjutan dan mengintegrasikan prinsip keberlanjutan dalam rantai pasokan global, dengan fokus pada komoditas sawit yang menjadi salah satu pilar penting dalam perekonomian Indonesia.