ursustel.net – Dalam kunjungan kenegaraan yang langka, Presiden Rusia Vladimir Putin bertandang ke Korea Utara, di mana ia bertemu dengan pemimpin negara tersebut, Kim Jong Un. Kedua pemimpin mengambil kesempatan untuk saling menyopiri menggunakan limosin mewah buatan Moskow, menunjukkan keakraban mereka dalam sebuah perjalanan di jalanan Pyongyang.
Laporan dari Jumat (21/6) yang mengutip Korean Central News Agency (KCNA), menyebutkan bahwa pada hari Kamis (20/6), kedua pemimpin tampak bersantai dan tertawa bersama sambil berkendara dengan limosin Aurus, sebuah kendaraan lapis baja yang biasa digunakan oleh presiden Rusia. Pada kunjungan sebelumnya ke Rusia, Putin telah memberikan limosin serupa kepada Kim Jong Un.
Siaran televisi pemerintah Rusia juga menayangkan adegan di mana Putin duduk di posisi pengemudi dengan Kim Jong Un sebagai penumpang. Terlihat pula seorang penerjemah duduk di bagian belakang, sementara kedua pemimpin terlibat dalam percakapan penuh tawa.
Dalam video yang dirilis oleh KCNA, Putin terlihat pertama kali mengemudikan kendaraan tersebut, diikuti oleh adegan di mana mereka bertukar posisi. Tambahan pada rekaman tersebut, limosin tersebut juga ditampilkan dari udara, melintasi jalanan yang diapit oleh taman yang terawat, sebelum akhirnya berhenti di destinasi yang dituju.
Setelah tiba, mereka disambut oleh seorang pria Korea Utara yang membuka pintu mobil untuk mereka, yang kemudian diikuti oleh adegan keduanya berjalan berdampingan sambil berbicara di sebuah jalan setapak yang berada di area berhutan.
Dalam upaya yang tampaknya bertujuan untuk menonjolkan hubungan erat antara kedua pemimpin, video tersebut juga menampilkan Kim Jong Un yang kemudian mengemudi, dengan Putin sebagai penumpang.
Kunjungan ini, yang merupakan yang pertama oleh Putin ke Pyongyang dalam 24 tahun, terjadi pasca penandatanganan sebuah perjanjian pertahanan yang dinyatakan oleh Kim Jong Un sebanding dengan sebuah ‘aliansi’, mengindikasikan langkah penting Rusia dalam meningkatkan hubungan mereka ke “level baru”. Ini juga merupakan salah satu manuver geopolitik Rusia yang paling signifikan di Asia dalam beberapa tahun terakhir.